Paris Syndrome adalah gangguan psikologis yang kerap diderita oleh orang-orang yang berasal dari negeri sakura (Jepang), yang disebakan ketika menyadari bahwa Paris tidak sesuai dengan Ekspetasi mereka.
Kondisi ini juga berlaku bagi mereka yang ingin berlibur ke Paris, namun sesampainya di sana mereka menemukan fakta bahwa Paris tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Sindrom Paris ini ditandai oleh sejumlah gejala kejiwaan seperti keadaan delusi akut, halusinasi, perasaan penganiayaan (persepsi menjadi korban prasangka, agresi, atau permusuhan dari orang lain), derealization, depersonalisasi, kecemasan, dan juga manifestasi psikosomatis seperti pusing, takikardia, berkeringat, dan lainnya, seperti muntah.
Itulah yang diderita oleh beberapa turis Jepang yang sopan ketika mereka mendapati bahwa orang-orang Paris bisa bersikap kasar atau kota tidak memenuhi harapan mereka.
Pertemuan dengan sopir taksi yang kasar, atau pelayan Paris yang meneriaki pelanggan yang tidak bisa berbahasa Prancis, mungkin ditertawakan oleh orang-orang dari budaya Barat lainnya.