Sebuah tim Ekspedisi yang terdampar di kawasan paling terpencil di Rusia, Tiba-tiba seorang dokter mengalami sakit perut yang sangat luar biasa, pada 29 April 1961 pagi tubuhnya sangat menggigil di balik dinginnya salju dan perutnya semakin malam semakin sakit.

Ketika akan dibawa kerumah sakit di esok hari, hal itu terhalang sebab badai salju yang sangat parah, belum lagi jarak yang harus ditempuh sekitar 1.600 kilometer. Pada saat itulah Rogozov hanya memiliki 2 pilihan menunggu mati sembari merasakan kesakitan atau dia sendiri yang berperan sebagai dokter yang bertanggung jawab untuk operasi dirinya sendiri.

Setelah ia memberi Anestesi berupa larutan novocaine 0,5%, ia mulai membuat sayatan 10-12 cm dari dinding perut, dan membuka peritoneum (ruang di dalam perut bagian bawah). Setelah 40 menit operasi, dia mulai lemah dan mengalami vertigo. Pada satu titik, dia mengatakan, ususnya mengeluarkan suara aneh. Menurut rekannya, hal ini cukup membuat mereka ingin melarikan diri. Tak lama setelah istirahat beberapa menit, operasi dilanjutkan kembali dan sekitar pukul 04:00 operasi itu selesai.

Lebih dari satu tahun kemudian, kapal mereka tiba di pelabuhan Leningrad. Tim ekspedisi pun meninggalkan Antartica pada 29 Mei 1962. Sekembalinya dari sana, Rogozov bekerja dan mengajar di unit Bedah Umum Pertama Leningrad Medical Institute hingga sisa hidupnya.